Menggali dan Mengembangkan Potensi Kota Tebing Tinggi di Sektor Kebijakan dan Pembangunan
- Pendahuluan
Pengambilan kebijakan merupakan rangkaian konsep yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Dalam penerapan pengambilan kebijakan haruslah berdasarkan data, riset dan penelitian dikarenakan setiap kebijakan mempunyai dampak bagi suatu daerah kedepannya, termasuk dalam segi pembangunannya.
Pembangunan merupakan proses yang ditujukan untuk meningkatkan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Ada banyak defenisi yang dapat dijelaskan untuk menggambarkan apa yang dimaksud dengan pembangunan. Pembangunan dapat berupa sistem untuk memanfaatkan sebaik-baiknya sumber daya yang terbatas untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan.
Bappeda (2017) Mendefenisikan pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan agregat dan perkapita, dengan memperhatikan pertumbuhan penduduk disertai dengan perubahan mendasar dalam struktur ekonomi suatu negara, distribusi pendapatan suatu negara dan membentuk kemitraan antara pemerintah daerah dan swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru yang merangsang pengembangan kegiatan ekonomi di daerahnya.
Menurut Akhma (2004: 15), pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang dapat membawa perubahan, terutama perubahan laju penduduk, dan perubahan struktur perekonomian, baik perannya dalam menghasilkan pendapatan nasional maupun perannya dalam menciptakan lapangan kerja.
Simon Kuznets (Sukirno, 1995: 415) mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi rakyatnya, pertumbuhan kapasitas ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang diperlukan institusi dan penyesuaian ideologis.
Pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2006: 168) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan ekonomi disuatu wilayah. Perkembangan kegiatan pertumbuhan ekonomi dalam perekonomian mengarah pada peningkatan produksi barang dan jasa masyarakat. Menurut Sukirno dalam bukunya pertumbuhan ekonomi menjelaskan atau mengukur prestasi atau capaian dari perkembangan ekonomi itu sendiri.
Ambardi dan Prihawantoro (2002: 18-20) menjelaskan bahwa sektor unggulan daerah memiliki beberapa kriteria, diantaranya mampu menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi, mampu berkompetisi dan tidak rentan terhadap guncangan eksternal dan internal.
Dalam penelitian yang dilakukan Usya (2006: 18), bahwa sektor unggulan mempunyai empat peran dalam percepatan pertumbuhan ekonomi antara lain: 1. sektor unggulan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, 2. sektor unggulan memiliki angak penyerapan tenaga kerja yang relatif tinggi, 3. sektor unggulan tersebut memiliki keterkaitan yang tinggi antara sektor terdepan maupun terbelakang, 4. sektor unggulan mampu memberikan nilai tambah.
Tabel 1 Peranan Kab/Kota terhadap PDRB Sumatera Utara (%) Tahun 2022
Kabupaten/Kota | Peranan terahadap PDRB Sumut (%) |
Kota Tebing Tinggi | 0,72 |
Kota Tanjung Balai | 1,09 |
Kota Binjai | 1,39 |
Kota Pematang Siantar | 1,59 |
Kota Medan | 29,20 |
Kota Serdang Berdagai | 3,49 |
Kab. Batu Bara | 4,26 |
Kab. Deli Serdang | 13,29 |
Sumber: BPS Kota Tebing Tinggi 2023
Berdasarkan tabel Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi yang diukur dari pertumbuhan ekonominya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Tebing Tinggi masih lebih rendah dari daerah lain yang berada disekitarnya seperti Kota Tanjung Balai, Kota Binjai, Kota Pematang Siantar, Kota Medan, Kab. Sergai, Kab. Batu Bara, dan Kab. Deli Serdang. Adapun peranan PDRB ADHB Kota Tebing Tinggi terhadap pembentukan PDRB Sumatera Utara pada tahun 2022 adalah 0,72 persen.
Oleh karena itu essay ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor unggulan ekonomi daerah yang diharapkan memiliki kontribusi terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi di Kota Tebing Tinggi, untuk menjadikan gambaran atau landasan dalam pengambilan kebijakan pembangunan di Kota Tebing Tinggi Kedepannya.
Metodologi
Sumber data yang digunakan ialah sumber data sekunder yang dimana data tersebut adalah data PDRB ADHB 2010 Kota Tebing Tinggi dan Provinsi Sumatera Utara tahun 2018-2022. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Tebing Tinggi dan Provinsi Sumatera Utara.
Metode analisis dalam penelitian ini menggukan dua teknik analisis untuk mengetahui informasi sektor-sektor apa saja yang termasuk sektor unggulan yaitu analisis LQ dan analisis Shift Share.
Arsyad (1999: 116), menjelaskan bahwa teknik analisis Location Quotient (LQ) dapat membagi kegiatan ekonomi suatu daerah menjadi dua golongan yaitu:
- Kegiatan industri atau ekonomi yang melayani pasar di dalam atau di luar daerah yang bersangkutan industri ini disebut indutri basis.
- Kegiatan industri atau ekonomi yang melayani pasar di wilayah tersebut, jenis ini desibut industri non basis atau indutri lokal.
Dalam Mangiri (2000: 1) untuk menghitung LQ di gunakan rumus sebagai berikut:
Penjelasan :
PDRBr : Total PDRB Kota Tebing Tinggi
PDRBri : PDRB Kota Tebing Tinggi sektor i
PDRBn : Total PDRB Provinsi Sumatera Utara
PDRBni : PDRB Provinsi Sumatera Utara
Apabila LQ > 1 maka diartikan bahwa sektor i yang terdapat di Kota Tebing Tinggi merupakan sektor unggulan yang mampu mengekspor ke daerah lain. Jika LQ < 1 maka diartikan bahwa sektor i yang terdapat di Kota Tebing Tinggi bukan sektor unggulan. Jika LQ = 1 maka diartikan sektor tersebut hanya habis memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri.
Teknik analisis Shift Share adalah suatu alat analisis untuk menggambarkan pengaruh faktor pertumbuhan di suatu wilayah dan hubungannya dengan wilayah yang lebih luas (Tarigan, 2005: 87-89). Perhitungan rumus analisis Shift Share adalah sebagai berikut:
Dij = Nij + Mij + Cij
Penjelasan :
i = Sektor-sektor yang diteliti
j = Variabel wilayah (Kota Tebing Tinggi)
n = Variable wilayah (Provinsi Sumatera Utara)
Dij = Pertumbuhan sektor i di Kota Tebing Tinggi
Nij = Pengaruh pertumbuhan nasional sektor i di Kota Tebing Tinggi (National Share)
Mij = Pengaruh bauran industri sektor i di Kota Tebing Tinggi (Proportional Shift)
Cij = Pengaruh komponen lokasional sektor i Kota Tebing Tinggi (Differential Shift)
- Pembahasan
Kondisi Geografi
Kota Tebing Tinggi secara geografi terletak pada kondisi antara 3º19’-3º21’Lintang Utara dana 98º9’- 98º11’Bujur Timur. Kota Tebing Tinggi adalah kota madya yang berada di Provinsi Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi berada di tengah-tengah Kabupaten Serdang Bedagai, dengan luas wilayah 38,44 km² dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 172.838 jiwa, dengan kepadatan 4.496 jiwa/km². Kota Tebing Tinggi memiliki 5 Kecamatan dan 35 Kelurahan.
Adapun Visi dan Misi Kota Tebing Tinggi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, mewujudkan Tebing Tingi sebagai pusat kegiatan wialyah perdagangan, mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa, mewujudkan kualitas saran dan prasarana perkotaan dan menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasas dan Perdagangan yang cerdas, layak, mandiri dan sejahtera dengan sumber daya manusia yang beriman dan berkualitas.
Pembangunan Ekonomi
Menurut Akhmad (2004: 15), pembangunan ekonomi merupakan pertumbuhan ekonomi yang dapat membawa perubahan, terutama perubahan laju penduduk, dan perubahan struktur perekonomian, baik perannya dalam menghasilkan pendapatan nasional maupun perannya dalam menciptakan lapangan kerja.
Ada beberapa indikator pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut (Bappeda, 2017):
- Memantau perilaku perekonomian
- Kepentingan analisis ekonomi
- Dasar pengambilan keputusan
- Dasar perbandingan internasional
Potensi Kota Tebing Tinggi sebagai kota penghubung ke Kota Medan menjadikannya sebagai kota yang strategis dalam hal perekonomian, Kota Tebing Tinggi yang saat ini dikategorikan Kota sedang, namun mempunyai peluang untuk menjadi Kota Besar di masa depan.
Pertumbuhan Ekonomi
Dalam Karya Sadono (1995: 415) Prof Simon Kuznets mendefenisikan pertumbuhan ekonomi sebagai peningkatan kemampuan suatu negara untuk menyediakan barang-barang ekonomi bagi rakyatnya, pertumbuhan kapasitas ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang diperlukan institusi dan penyesuaian ideologis.
Adapun faktor-fakor pertumbuhan ekonomi diantaranya (Bappeda, 2017). Sumber daya alam, Sumber daya manusia, Sumber daya modal dan Keahlian atau Kewirausahaan. Sumber daya alam yang meliputi tanah, keadaan iklim atau cuaca, hasil hutan, pertambangan dan hasil laut, hal tersebut sangat berdampak besar bagi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku untuk produksi.
Pemerintah Kota Tebing Tinggi sendiri sangat berhati-hati dan serius dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, hal ini terlihat dari berbagai kebijakan yang fokus langsung pada meringankan beban masyarakat, misalnya saja mengadakan operasi pasar bahan pokok pada saat hari raya keagamaan, mengadakan pasar murah, membantu pertanian, mengembangkan UMKM dan menyelenggarakan seminar atau diskusi tahunan mengenai prospek perekonomian Kota Tebing Tinggi agar dunia usaha dapat belajar tentang tantangan dan peluang.
Sektor Ekonomi Unggulan
Sektor Unggulan adalah sektor yang dapat mendukung pertumbuhan atau perkembangan sektor lainnya, baik sektor yang memberikan input maupun sektor yang menggunakan produknya sebagai input dalam proses produksi (Widodo, 2006: 112).
Sjafrizal mengatakan, peningkatan ekspor tersebut karena daerah yang bersangkutan memiliki keunggulan komparatif yang relatif besar untuk sektor-sektor tertentu. Keunggulan komparatif ini dapat ditunjukkan dengan mengkhususkan diri dalam industri yang tumbuh lebih cepat, yang dapat ditelusuri kembali ke struktur ekonomi wilayah yang baik (Sjafrizal, 2008: 87).
Location Quotient (LQ)
Location Qoutient adalah alat analisis yang dapat digunakan dengan mudah, cepat dan akurat dan dapat digunakan berulang kali dengan menggunakan besaran referensi dan periode waktu yang berbeda.
Tabel 2 Hasil Perhitungan Location Quotient Kab/Kota Tebing Tinggi Tahun 2018-2022
Sumber: Data Diolah
Dari hasil tabel diatas, Kota Tebing Tinggi dari 17 sektor ekonomi terdapat 12 sektor unggulan. Dari tahun 2018-2022 sektor Jasa Pendidikan adalah sektor nilai LQ paling tinggi di Kota Tebing Tinggi, dengan nilai rata-ratanya sebesar 3,61.
Kemudian disusul dengan sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib memiliki nilai LQ sebesar 3,38. Hampir semua sektor mengalami penurunan diakibat pandemi, dan tahun 2020, Tapi mulai bangkit kembali pada tahun 2021-2022.
Berikutnya adapun sektor-sektor lainnya dengan nilai rata-rata LQ diatas 1, yaitu sektor Pengadaan Listrik dan Gas dengan niali rata-rata 1,39, sektor Pengadaan Air, Penegelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan nilai rata-rata 2,50, sektor Kontruksi dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1,18.
Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan nilai rata-rata 1,38, sektor Transportasi dan Pergudangan dengan nilai rata-rata 1,39, sektor Real Estate dengan nilai LQ sebesar 1,83, sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1,28 dan Jasa Lainya sebesar 1,81.
Shift Share
Shift Share digunakan untuk mengetahui kinerja perekonomian daerah, perubah struktur, posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan daerah, dalam kaitanya dengan perekonomian daerah dalam dua acuan atau lebih ditambah periode.
Tabel 3 Hasil Analisis Shift Share di Kota Tebing Tinggi (Milyar Rupiah) Tahun 2018-2022
Sumber: Data Diolah
Dari tabel diatas untuk kinerja perekonomian menyatakan bahwa, nilai National Share tidak ada yang negatif, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara dalam kurun waktu 2018-2022 memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan perekonomian Kota Tebing Tinggi.
Nilai Propotional Shift secara komprehensif perekonomian di Kota Tebing Tinggi telah mencapai kemajuan yang positif ini dapat dilihat dari hasil nilai propotional shift mendapat hasil yang positif.
Nilai Differential Shift ada 12 sektor yang bernilai positif, ini menunjukkan perkembangan perekonomian Kota Tebing Tinggi secara keseluruhan memiliki daya saing dan keunggulan kompetitif sangat tinggi terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Namun masih ada 8 sektor yang masih bernilai negarif, ini menunjukkan bahwa kedelapan sektor tersebut belum mampu bersaing secara kompetitif dengan 8 sektor yang sama di Provinsi Sumatera utara.
Secara keseluruhan Kinerja pertumbuhan perekonomian Kota Tebing Tinggi medapatkan hasil yang sangat positif terhadap nilai Total Kinerja selama kurun waktu 2018-2022, adapun 3 sektor ekonomi yang memberikan sumbangsih terbesarnya yaitu: Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan sepeda motor dengan nilai 130,41 lalu ada Sektor Transportasi dan Pergudangan dengan nilai 77,75 dan Sektor Industri Pengolahan dengan nilai 62,82.
- Penutup
Kesimpulan
Hasil dari perhitungan yang sudah dilakukan dengan Analisis Sektor Unggulan dan Kontribusinya Terhadap Percepatan Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tebing Tinggi dengan pendekatan PDRB dapat ditentukan beberapa kesimpulan dengan metode Location Qoutient (LQ) dan Shift Share di Kota Tebing Tinggi dengan kurun waktu 2018-2022, dapat disimpulkan sebagi berikut:
- Hasil perhitungan dari LQ terdapat bahwa di Kota Tebing Tinggi dari 17 sektor ekonomi terdapat 12 sektor unggulan yaitu sektor Jasa pendidikan, sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Pengadaan Listrik dan Gas, Pengadaan Air, Penegelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang, sektor Kontruksi, Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, Real Estate dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial. Sektor-sektor tersebut adalah sektor unggulan yang artinya sektor-sektor ini telah mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan juga mampu untuk memasok kebutuhan didaerah lain. Sektor-sektor tersebut sangat berpotensi untuk dikembang kan dan bisa menjadi sumber daya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Tebing Tinggi.
- Hasil dari perhitungan Shift Share terdapat 3 sektor unggulan dengan pengaruh terbesar di Kota Tebing Tinggi yaitu: sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan dan sektor industri pengolahan. Perekonomian Kota Tebing Tinggi mendapat hasil yang positif di setiap sektor dari Total Kinerja selama tahun 2018-2022 karena menggalami kenaikan nilai yang absolute dan keunggulan kinerja perekonomian daerah.
Saran dan Rekomendasi
Semoga essay ini bisa menjadi referensi kepada pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai pengambil kebijakan untuk pembangunan Kota Tebing Tinggi kedepannya. Dimana terdapat 12 sektor unggulan yang sangat berpotensi untuk mendongkrak pembangunan ekonomi di Kota Tebing Tinggi dan juga menjadikan 8 sektor yang tidak tergolong sektor unggulan dapat menjadi sektor unggulan di masa depan.
Daftar Pustaka
Buku.
Ambardi. M. U dan Prihawantoro, Socia. 2022. Pengembangan Wilayah dan Otonomi Daerah Kajian Konsep dan Pengembangan. BPPT. Jakarta.
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE. Jakarta.
Mahyudi, Akhmad. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Analisis Data Empiris. Gahlia Indonesia. Bogor.
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Baduose Media. Padang.
Sadono, Sukirno. 1995. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sadono, Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. Kencana. Jakarta.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional, Teori, dan Aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Eroa Otonomi Daerah). UPP STIM YKPN. Jakarta.
Jurnal/Skripsi/Artikel
BPS. 2022. BPS Kota Tebing Tinggi Dalam Angka 2022. Tebing Tinggi.
Usya. 2006. Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di Kabupaten Subang. Skripsi. Bogor. IPB.
Prosiding
BAPPEDA. 2017. Pembanguna Ekonomi. (Di Akses 16 Desember 2023).
Https://www.organisasi.tebingtinggikota.go.id. Visi dan Misi. (Di Akses 15 Desember 2023).
Https://www.tebingtinggikota.bps.go.id. PDRB Kota Tebing Tinggi ADHB seri 2010. (Di Akses 16 Desember 2023).
Https://www.sumut.bps.go.id. PDRB Provinsi Sumatera Utara ADHB seri 2010. (Di Akses 16 Desember 2023).
Oleh: Dwiky Anugerah