MENGGALI DAN MENGEMBANGKAN POTENSI KOTA TEBING TINGGI DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DI SEKTOR PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Disusun sebagai syarat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah
SRI MULYA, S.Pd | Srimulya59@guru.smp.belajar.id
ABSTRAK
Perpustakaan digital adalah konsep modern dalam pengelolaan sumber daya informasi di lingkungan pendidikan. Dengan dukungan teknologi informasi, perpustakaan digital memberikan akses yang mudah dan cepat terhadap beragam materi bacaan dan referensi. Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan perpustakaan tradisional. Perpustakaan digital mampu berbagi koleksi buku perpustakaan dan mempermudah pencarian informasi buku yang dibutuhkan serta mampu memudahkan pelayanan dalam proses peminjaman dan pengembalian buku serta pembuatan laporan bulanan. Karya ilmiah ini mengeksplorasi implementasi perpustakaan digital sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan perpustakaan di sekolah. Teknologi zaman sekarang semakin hari semakin berkembang, tidak terkecuali teknologi informasi khususnya sistem informasi perpustakaan sekolah. Sistem informasi perpustakaan sekolah digunakan untuk manajemen buku perpustakaan, manajemen member perpustakaan, hingga transaksi peminjaman dan pengembalian buku sesuai dengan standar yang diinginkan oleh pihak sekolah. Perpustakaan pada satuan pendidikan dinas pendidikan dan kebudayaan kota tebing tinggi masih menggunakan sistem secara manual. Sistem informasi perpustakaan digital ini berguna bagi pihak sekolah baik guru maupun siswa untuk meningkatkan efektivitas dalam pengolahan informasi perpustakaan sekolah.
Kata Kunci: Digitalisiasi, Perpustakaan Digital
LATAR BELAKANG
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang sifanya formal, nonformal dan informal, dimana pendiriannya dilakukan oleh negara maupun swasta dengan tujuan untuk memberikan pengajaran, mengelola dan mendidik para murid melalui bimbingan yang diberikan oleh para pendidik atau guru (R. Oktavian & R. F. Aldya, 2020). Sekolah berfungsi sebagai lembaga atau institusi yang membantu mengembangkan anak didik baik dari segi potensi, ilmu akademik, tingkah laku, intelektual, tata krama, hingga budi pekerti.
Teknologi informasi telah memberikan kemudahan akses dan kelengkapan fasilitas untuk berbagai keperluan manusia. Perkembangan teknologi informasi tidak hanya dirasakan oleh bidang pemerintahan, bisnis, dan transportasi, namun bidang pendidikan juga mengalami perubahan yang sangat signifikan, seperti dalam proses belajar mengajar. Saat ini fokus pengembagan digital di sekolah lebih kepada kegiatan akademik, layanan kepada siswa dan orang tua, sistem pembayaran dan lain-lain. Namun hal yang juga penting dan harus menjadi perhatian pihak sekolah adalah pengembangan tata kelolah perpustakaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 menyatakan bahwa setiap sekolah atau Madrasah berkewajiban untuk salah satunya adalah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan. Adanya fasilitas perpustakaan di sekolah dengan koleksi-koleksi bacaan yang mendidik dan berpengatahuan akan mendorong semangat anak untuk memperkaya pengetahuan mereka. Perkembangan zaman yang didukung teknologi masa kini sudah teraplikasikan hampir di semua mode misalnya dari kuda yang beralih ke mobil sebagai alat transportasi kemudian mesin ketik berubah menjadi sebuah silinder semua hal tersebut bertujuan untuk memudahkan kegiatan manusia lalu bagaimana dengan buku dan perpustakaan. Jangan bertahan pada pilihan konvensional yang justru membuat kita semakin terlindas oleh zaman karena perubahan dan perkembangan zaman tidak mungkin dapat kita hindari kita harus beradaptasi dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan Sama halnya dengan transformasi perpustakaan teknologi digital dapat menjadi jawaban untuk penyediaan perpustakaan yang lebih mudah diakses dan murah.
Perpustakaan adalah jendela dunia. Semakin sering siswa membaca buku, maka menjadi lebih pintar dan memiliki wawasan yang lebih luas. Sejak pandemi covid-19, kegiatan di perpustakaan menjadi terhenti. Walaupun saat ini sekolah telah menjalankan proses belajar tatap muka (offline), namun sampai saat ini aktivitas di perpustakaan masih sepi. Penggunaan pembelajaran secara online telah merubah mindset dan prilaku siswa untuk mencari kemudahan dalam mendapatkan informasi. Kemudahan tersebut adalah melalui akses digital. Siswa PAUD SD SMP SMA/SMK saat ini termasuk golongan generasi Z. Sifat dari generasi Z adalah memiliki karakter yang menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya. Generasi ini juga terhubung secara global dan berjejaring di dunia virtual.
Salah satu bagian terpenting dari sekolah adalah perpustakaan, dimana perpustakaan merupakan tempat dan sumber belajar bagi siswa dan guru. Seperti halnya di satuan pendidikan PAUD TK SD SMP dan SMA/SMK di Kota Tebing Tinggi terdapat perpustakaan dimana dalam pengolahan data masih dilakukan secara manual. Jika ada siswa atau guru yang meminjam dan mengembalikan buku, petugas perpustakaan mencatat dan mendata pada buku besar. Catatan tersebut berisi nama peminjam, judul buku, tanggal pinjam dan tanggal kembali pada kartu yang diselipkan di buku atau koleksi perpustakaan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya catatan yang telah dibuat dan dapat pula tercecer. Setiap bulan, petugas perpustakaan harus melihat data buku dan menghitung jumlah peminjam perhari untuk pembuatan laporan bulanan. Hal tersebut tentu saja dapat mengakibatkan adanya kerusakan data dan tidak akuratnya hasil pengolahan data yang dibuat oleh petugas perpustakaan. Guna memenuhi kebutuhan dalam hal pelayanan yang baik dan efisien bagi para anggota perpustkaan, diperlukan suatu sistem informasi yang mampu membantu para anggota dalam pencarian buku atau referensi yang dibutuhkan (D.A. Megawaty, Setiawansyah, D. Alita & P.S. Dewi, 2021).
Berdasakan hal tersebut, untuk meningkatkan minat baca siswa perlu ada perubahan dalam pengelolaan perpustkaan yang lebih baik. Fenomena ini harus dipelajari dan diterapkan agar tujuan dari mendirikan perpustakaan di sekolah dapat terealisasi. Semua sumber informasi tersebut akan disusun berdasarkan sistem yang digunakan untuk kepentingan masyarakat dan peserta didik dalam kegiatan membaca dan mencari informasi serta mengetahui pengembangan koleksi perpustakaan berbasis digital sekolah-sekolah di Kota Tebing Tinggi. Selain dimanfaatkan untuk kegiatan membaca dan mencari informasi, perpustakaan juga digunakan sebagai sumber ilmu pengetahuan, pusat penelitian atau aktifitas ilmiah, pemeliharaan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya), serta sebagai sarana rekreasi bagi pengunjung perpustakaan.
PEMBAHASAN
Perpustakaan Digital
Perpustakaan elektronik (Digital Library) atau juga dikenal dengan perpustakaan maya adalah sebuah sistem informasi yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses) informasinya dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronis yang berupa komputer. Jika dalam perpustakaan konvensional, bahan-bahan pustaka tersimpan dalam rak-rak penyimpanan dengan kodifikasi, tersedia meja/laci katalog untuk penelusuran bahan pustaka, ada bagian sirkulasi, ada ruang baca, dan lain-lain. Dalam perpustakaan elektronik, komponen-komponen tersebut tetap ada dalam pengertian tersedia tetapi tidak hadir dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan konvensional.
Perpustakaan elektronik merupakan provider atau penyedia informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik, serta menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data elektronik juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalamperpustakaan konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan salah satu alternatif dalam menyediakan sumber informasi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh (distance learning), mengingat user atau pengguna perpustakaan berada di tempat yang tidak diketahui keberadaannya. Ini dimungkinkan dengan adanya teknologi internet yang sudah berkembang dengan sangat pesat dewasa ini. User dalam memperoleh informasi, selain menggunakan saluran elektronis seperti melalui komputer dan telepon juga dapat memperolehnya melalui layanan lain seperti melalui jaringan layanan pos atau user juga bisa datang langsung ke tempat di mana sumber informasi tersebut berada.
Pada dasarnya perpustakaan digital sama saja dengan perpustakaan biasa, perbedaanya adalah perpustakaan konvensional menggunakan koleksi berbasis tercetak sedangkan perpustakaan digital memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber daya digital. Secara definitif bahwa perpustakaan digital adalah perpustakaan yang mengelola semua atau sebagian yang substansi dari koleksi-koleksinya dalam bentuk komputerisasi sebagai bentuk alternatif, suplemen atau pelengkap terhadap cetakan konvensional dalam bentuk mikro material yang saat didominasi koleksi perpustakaan.
Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dapat dilakukan dan informasi apa yang dihasilkan oleh sistem, mencakup bagaimana sistem harus bereaksi pada input tertentu dan bagaimana perilaku sistem pada situasi tertentu.
Tabel 1. Kebutuhan fungsional
No | User | Kemampuan Sistem |
1 | Admin | Sistem dapat melakukan login |
Sistem dapat mengelola data buku seperti menambah, merubah, menghapus dan mencari. | ||
Sistem dapat melakukan upload jenis buku | ||
Sistem dapat mengelola data peminjaman buku yang dilakukan oleh siswa. | ||
Sistem dapat mengelola data pengembalian buku yang dilakukan oleh siswa. | ||
Sistem dapat meberikan notifikasi peminjaman yang sudah melebihi batas waktu yang ditetapkan | ||
Sistem dapat mengelola data petugas user. | ||
Sistem dapat mengelola data anggota. | ||
Sistem dapat mengelola laporan peminjaman, pengembalian dan pembaca buku. | ||
Sistem dapat menampilkan grafik persentase pembaca buku. | ||
Sistem dapat menampilkan informasi buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. | ||
Sistem dapat melakukan pencarian buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. | ||
2 | Anggota | Anggota dapat membaca buku yang disediakan oleh sistem secara digital. |
3 | Kepala Perpustakaan | Sistem dapat memberikan notifikasi jika masa peminjaman sudah habis. |
Sistem dapat melakukan login | ||
Sistem dapat menampilkan grafik pengunjung perpustakaan sekolah. | ||
Sistem dapat mengelola laporan peminjaman, pengembalian dan pembaca buku. |
Analisis Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan nonfungsional yang peneliti buat adalah sistem informasi yang dibuat dapat meningkatkan efektivitas dan mempermudah aktivitas perpustakaan sekolah karena antarmuka yang dibuat cukup sederhana dan mudah untuk digunakan. Kemudian, sistem juga dirancang dengan berbasis web sehingga nantinya dapat diakses pada berbagai perangkat.
Permasalahan yang dihadapi saat ini
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, masalah yang dihadapi pada sistem yang berjalan saat ini adalah sebagai berikut:
- Kendala dan permasalahan yang dihadapi dengan sistem operasional perpustakaan yang berjalan saat ini di Perpustakaan sekolah Kota Tebing Tinggi masih menggunakan kertas-kertas dalam proses pendataan siswa/i yang berkunjung pada perpustakaan dan sering terjadi kehilangan sebuah data dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuat laporan tahunan
- Tidak tersedianya sistem yang terkomputerisasi dalam proses membaca buku dan dalam membuat laporan sehingga informasi yang didapatkan kurang efektif dan efisien.
- Kendala penyediaan anggaran dalam pengembangan koleksi digital di Perpustakaan sekolah Kota Tebing Tinggi
- Kendala akan kebutuhan perangkat dalam menunjang pengembangan koleksi digital di Perpustakaan sekolah Kota Tebing Tinggi
Strategi dan Rekomendasi
Adanya permasalahan tersebut, diperlukan penerapan teknologi informasi di Perpustakaan sekolah Kota Tebing Tinggi dalam bentuk sistem informasi. Penggunaan sistem informasi dapat meningkatkan efektivitas pustakawan dalam mengelola data dan informasi di perpustakaan sekolah (Anggoro & Hidayat, 2020; Choiri et al., 2021). Perubahan bentuk pengolahan data perpustakaan yang konvensional atau manual ke pengolahan data yang berbasis komputer diharapkan dapat Menggali dan Mengembangkan Potensi Kota Tebing Tinggi Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Di Sektor Pendidikan Dan Kebudayaan dan menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam penelusuran informasi dan kesulitan pengelolaan data buku.
PENUTUP
Simpulan
Pelaksanaan Perpustakaan Digital di satuan pendidikan dapat Menggali dan Mengembangkan Potensi Kota Tebing Tinggi Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Di Sektor Pendidikan Dan Kebudayaan. Dengan menggunakan perpustakaan digital memudahkan peserta didik untuk mencari koleksi bahan bacaan, referensi, bahan pelajaran dan dapat melakukan peminjaman buku yang dibutuhkan secara online serta menunjang pembelajaran, mengerjakan tugas, memperkaya pengetahuan dan memudahkan peserta didik untuk membaca buku bacaan dan referensi pelajaran dengan menggunakan device yang dapat diakses langsung melalui Perpustakaan Digital Sekolah. Dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai upaya memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan pada bidang teknologi yang ramah lingkungan khususnya dalam melakukan proses pelayanan perpustakaan digital pada Sektor Pendidikan Dan Kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, D., & Hidayat, A. (2020). Rancang bangun sistem informasi perpustakaan sekolah berbasis web guna meningkatkan efektivitas layanan pustakawan. Edumatic: Jurnal Pendidikan Informatika, 4(1), 151–160.
D.A. Megawaty, Setiawansyah, D. Alita P.S. Dewi. (2021). Penerapan Digital Library Untuk Otomatisasi Administrasi Perpustakaan. Journal of Technology and Social for Community Service (JTSCS) Vol. 2, No. 2, September 2021.
Habibillah, A., Terttiaavini, T., & Heryati, A. (2022). Pengembangan Perpustakaan Digital Untuk Meningkatkan Minat Membaca Siswa Sd Negeri 8 Rantau Bayur Palembang. Klik-Jurnal Ilmu Komputer, 3(1), 42-49.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014.
R. Oktavian & R. F. Aldya. (2020). Efektivitas Pembelajaran Daring Terintegrasi di Era Pendidikan 4.0. Didakt. J. Pendidik. dan Ilmu Pengetah., vol. 20, no. 2.