PEMANFAATAN LIMBAH BIJI KAKAO SEBAGAI LOTION TABIR SURYA UNTUK MENJAGA KESEHATAN KULIT MASYARAKAT KOTA TEBING TINGGI
Abstrak
Permasalahan yang dapat mengakibatkan kerusakan kulit adalah disebabkan oleh sinar matahari. Penuaan dini atau photoaging merupakan salah satu penuaan ekstrinsik yang dipengaruhi oleh paparan sinar ultraviolet (UV). Sinar UV terbagi atas sinar UV A, UV B dan UV C dengan panjang gelombang yang dipancarkan berbeda. Ekstrak kulit buah kakao memiliki kategori aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Sediaan topikal tabir surya efektif dan sering dipakai yaitu lotion. Penggunaan lotion yang kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit sehingga cepat kering dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen zat aktif pada permukaan kulit (Zulkarnain, dkk., 2013) selain itu penggunaan skincare tabir surya dengan sediaan lotion karena tidak lengket, mudah merata pada kulit serta mudah dalam penggunaannya.
Hal ini yang dapat memungkinkan lotion masih digemari oleh masyarakat. Pada dasarnya pada kulit kakao masih terkandung sejumlah besar polifenol dan flavonoid. Ekstrak limbah kulit kakao dapat diolah jadi sediaann tabir surya yaitu CocoaSun Lotion Tabir Surya yang perlu dikembangkan di sektor kesehatan Kota Tebing Tinggi karena saat ini masyarakat Kota Tebing Tinggi hanya memanfaatkan kakao hanya untuk bijinya dijadikan penghasilan namun tidak mengenal bahwa limbah kulit kakao sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit dan bisa dijadikan peluang usaha.
2. Perancangan lotion tabir surya dapat dimulai dari pengambilan limbah kulit kakao sampai dengan promosi dalam sediaan lotion.
Kata Kunci : Limbah, Kulit Kakao, Tabir Surya, Sinar UV.
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Penuaan dini atau photoaging merupakan salah satu penuaan ekstrinsik yang dipengaruhi oleh paparan sinar ultraviolet (UV). Penuaan ekstrinsik terutama disebabkan oleh radiasi sinar UV yang akan menyebabkan peningkatan produksi ROS pada lapisan dermis. ROS akan memicu reaksi molekuler berantai sehingga terjadi pembentukan AP-1 yang akan menstimulasi proses transkripsi enzim MMP yang berperan dalam proses degradasi kolagen (Ahmad dan Damayanti, 2018).Sinar UV terbagi atas sinar UV A, UV B dan UV C dengan panjang gelombang yang dipancarkan berbeda (Ahmad dan Damayanti, 2018). Sinar UV A memiliki kemampuan menembus lapisan kulit lebih dalam dibandingkan dengan sinar UV yang lain sehingga dalam hal ini dapat merusak DNA kulit secara tidak langsung yang dapat menyebabkan terjadinya penuaan pada kulit. Gejala-gejala klinis yang terjadi akibat photoaging dapat berupa kulit menjadi kasar dan kering, pigmentasi warna kulit tidak merata dan kulit berkerut (Minerva, 2019). Aktivitas antioksidan limbah kulit kakao sudah teruji oleh beberapa peneliti. Seperti penelitian Chusniasih dan Tutik (2022) melakukan pengujian antioksidan ekstrak kulit buah kakao yang dibandingkan dengan vitamin C. Ekstrak kulit buah kakao menunjukkan nilai IC50 berada pada konsentrasi 15,41 ppm sedangkan pada vitamin C sebagai kontrol positif menunjukkan nilai IC50 sebesar 6,73 ppm. Sehingga ekstrak kulit buah kakao memiliki kategori aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Sediaan topikal tabir surya yang efektif dan sering dipakai yaitu lotion. Penggunaan lotion yang kecairannya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit sehingga cepat kering dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen zat aktif pada permukaan kulit (Zulkarnain, dkk., 2013) selain itu Penggunaan skincare tabir surya dengan sediaan lotion karena tidak lengket, mudah merata pada kulit serta mudah dalam penggunaannya (Iskandar, dkk., 2021). Hal ini yang dapat memungkinkan lotion masih digemari oleh masyarakat. Trend back to nature telah mengalami peningkatan penelitian
terhadap dunia kosmetika. Namun, pengguanaan bahan baku yang berasal dari alam sangatlah dipilih-pilih faktanya masih banyak menggunakan bahan baku yang baru tidak dari limbah. Seperti kulit kakao, pada dasarnya pada kulit kakao masih terkandung sejumlah besar polifenol dan flavonoid (Nafisa, dkk., 2021). Calon konsumen dari lotion tabir surya kami adalah orang-orang yang tipe kulit normal hingga cenderung berminyak yang dengan aktivitas di luar ruangan 2 mapun di dalam ruangan, dimana sinar UV A lebih dari 90% dapat mencapai permukaan bumi serta dapat menembus kulit bahkan dapat menembus kaca rumah. Oleh karena itu sangat cocok penggunaannya dalam aktivitas di luar ruangan maupun di dalam ruangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang akan diselesaikan yaitu sebagai berikut:
- Mengapa kulit kakao dapat dijadikan lotion tabir surya dan perlu dikembangkan di sektor kesehatan Kota Tebing Tinggi?
- Bagaimana perancangan dalam menjadi lotion tabir surya dari kulit kakao?
- Bagaimana merumuskan konsep strategi pemasaran dari lotion tabir surya bagi kesehatan dan dipasarkan ke masyarakat Kota Tebing Tinggi?
C. Tujuan Penilitian
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui mengapa kulit kakao dapat dijadikan lotion tabir surya dan perlu dikembangkan di sektor kesehatan Kota Tebing Tinggi.
- Untuk mengetahui perancangan dalam menjadi lotion tabir surya dari kulit kakao.
- Untuk mengetahui konsep strategi pemasaran dari lotion tabir surya bagi kesehatan dan dipasarkan ke masyarakat Kota Tebing Tinggi.
D. Manfaat Penelitian
- Bagi Pemerintah
Manfaat yang dapat diperoleh pemerintah, yaitu khususnya lingkungan dan pekerjaan umum, yaitu meningkatkan lapangan pekerjaan dan mengaplikasikan limbah kulit kakao bagi kesehatan.
- Bagi Masyarakat
Manfaat yang di dapat oleh masyarakat, yaitu sangat bermanfaat dan sangat penting terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan atau bagi masyarakat yang berkegiatan atau kerja di luar ruangan sehingga dapat memanfaatkan lotion tabir surya sebagai menjaga kulit walaupun terhindar dengan sinar matahari.
- Bagi Penulis
Bagi penulis sendiri manfaat dari ide dan gagasan tersebut terletak pada kemampuannya untuk mengembangkan sistem pemanfaatan kesehatan lotion tabir surya bagi kulit masyrakat khususnya warga kota Tebing Tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
- Kondisi Umum Lingkungan
Berdasarkan Direktorat Jendral Perkebunan, Pada tahun 2022 Sumatera Utara memproduksi sekitar 36.390 Ton kakao dimana setiap tahunnya akan diprediksi mengalami peningkatan. Dengan potensi keberadaan kakao yang beredar di Indonesia khususnya Sumatera Utara dan Kota Tebing Tinggi, hal ini mendorong untuk dijadikan potensi dan bahan baku pembuatan lotion tabir surya. Tanaman kakao menjadi primadona sebagian besar masyarakat Kota Tebing Tinggi untuk menambah pendapatan keluarga, namun lain hal tanaman kakao dapat dijadikan wirausaha dan pemanfaatan kesehatan yang lebih optimal serta dapat mengembangkan potensi Kota Tebing Tinggi di sektor kesehatan.
B. Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan CocoaSun Lotion Tabir Surya adalah dari limbah kulit kakao yang mana pemanfaatannya masih sangat minim dan masih kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia tetapi memiliki potensi yang besar untuk dipasarkan. Bahan utama ini diperoleh dari wilayah Kota Medan, Tebing Tinggi, Langkat, dan Serdang Bedagai, Sumatera utara. Kulit kakao berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan yang disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder yaitu katekin, antosianidin dan protoantosianidin (Chusniasih dan Tutik, 2022). Antioksidan alami berasal dari tanaman maupun buah-buahan memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada yang sintesis. Adanya senyawa fenolik dan flavonoid dapat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dengan menghambat oksidasi sehingga memperlambat fotooksidasi dari paparan sinar UV (Subchan, dkk., 2022). Senyawa fenolik dan flavonoid berperan sebagai pengkelat ion logam dan menstabilkan atom hidrogen dari gugus hidroksil sehingga tidak akan terbentuk ROS dan menghambat terjadinya fotoaging. Sehingga kulit kakao dapat meningkatkan efek dari menangkal sinar radiasi UV yang berasal dari matahari dan mendapatkan efek menguntungkan lainnya untuk kulit sehingga dapat
meningkatkan nilai mutu ataupun kualitas.
C. Pemasaran
Pemasaran produk CocoaSun Lotion Tabir Surya dilakukan dengan beberapa cara, meliputi: Promosi dan jual beli melalui media sosial seperti Instagram Reels & Story, Tiktok Shop, Facebook Marketplace, Whatsapp dan berbagai media online lainnya; Jual beli melalui e-commerce seperti Tokopedia, Lazada, Shopee, dan lainnya; Pemasaran secara langsung ke lapangan atau door to door; Kerja sama dengan pihak-pihak yang akan menyelenggarakan kegiatan organisasi
BAB III METODOLOGI
- Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang akan digunakan dalam pembuatan produk ini aluminium foil, akuades, asam stearat, blender, botol kemasan, corong kaca, ekstrak limbah kulit kakao, etanol, gliserin, karton kemasan, kertas saring, lemari pengering, minyak zaitun, mixer, nipagin, parfum, pH meter, rotary vacuum evaporator, saringan, setil alkohol, spuit, sticker, tea, tween 80, Wadah, Waterbath.
B.
Pelaksanaan Proses Produksi
Setelah Ekstrak didapatkan, proses selanjutnya adalah pembuatan lotion
C. Teknik Pembuatan
- Ekstrak Limbah Kulit Kakao Limbah
Kulit kakao dibersihkan dengan air mengalir kemudian dirajang kecil-kecil dan dikeringkan pada lemari pengering. Dibuat serbuk simplisia dengan menggunakan blender. Diekstraksi dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol selama 3 x 24 jam. Ekstrak cair yang didapatkan diuapkan dengan menggunakan rotary vaccum evaporator hingga ekstrak kental.
- Pembuatan Lotion
Minyak zaitun dan Tween 80 (Fase I) dipanaskan di atas waterbath. Selanjutnya setil alkohol dan asam stearat (Fase II) dipanaskan di atas waterbath. Gliserin, TEA, Nipagin, dan sedikit akuades (Fase III) dipanaskan di atas waterbath, masing-masing fase dipanaskan pada wadah yang berbeda. Fase I dan II dimasukkan ke dalam satu wadah kemudian di
aduk merata. Ditambahkan Fase II dan Parfum dengan pengadukan continue hingga terbentuk emulsi. Dimasukkan ekstrak limbah kulit kakao dan dicukupkan dengan akuades secara perlahan-lahan.
EVALUASI DAN PENGEMASAN
- Evaluasi Sediaan
- Uji Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis CocoaSun Lotion Tabir Surya dilakukan secara visual meliputi bentuk fisik, warna dan bau sediaan.
- Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan secara visual dengan menggunakan dua buah object glass, dimana sampek akan diletakkan pada salah satu object glass secara merata.
- Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.
B. Pengemasan
Kemasan primer produk yang digunakan pada CocoaSun Lotion Tabir Surya merupakan botol plastik yang dilengkapi pump yang ditambah aksesoris stiker berbahan PE yang solid berisikan logo, klaim, berat lotion dalam satu botol, informasi cara penggunaan, komposisi serta peringatan. CocoaSun Lotion Tabir Surya akan dilengkapi dengan kemasan sekunder digunakan box karton tebal dengan diberikan motif-motif yang menarik dan seminimalis mungkin serta mencantumkan logo dan informasi-informasi penting lainnya agar konsumen tertarik untuk membeli serta ketika didistribusikan aman dari benturan.
BAB V PENUTUP
- Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari gagasan inovasi yang dibuat adalah sebagai berikut :
- Kulit kakao dapat dijadikan lotion tabir surya karena kandungan dari kulit kakao banyak dan bisa di aplikasikan ke kulit dan perlu dikembangkan di sektor kesehatan Kota Tebing Tinggi karena saat ini masyarakat Kota Tebing Tinggi hanya memanfaatkan kakao hanya untuk bijinya dijadikan penghasilan namun tidak mengenal bahwa limbah kulit kakao sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit dan bisa dijadikan peluang usaha.
- Perancangan lotion tabir surya dapat dimulai dari pengambilan limbah kulit kakao sampai dengan promosi dalam sediaan lotion.
- Konsep strategi pemasaran dari lotion tabir surya bagi kesehatan dimuali dari beberapa cara, meliputi: Promosi dan jual beli melalui media sosial seperti Instagram Reels & Story, Tiktok Shop, Facebook Marketplace, Whatsapp dan berbagai media online lainnya; Jual beli melalui e- commerce seperti Tokopedia, Lazada, Shopee, dan lainnya; Pemasaran secara langsung ke lapangan atau door to door; Kerja sama dengan pihak- pihak yang akan menyelenggarakan kegiatan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Z. dan Damayanti. 2018. Penuaan Kulit: Patofisiologi dan Manifestasi Klinis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. 30(3):208-2015.
Chusniasih, D. dan Tutik. 2022. Eksplorasi Potensi Antioksidan dan Sitotoksisitas Metabolit Sekunder Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) Pada Sel Widr. Jurnal Analisis Kesehatan. 11(1):35-43.
Iskandar, B., Sidabutar, S.E.Br. dan Leny. 2021. Formulasi dan Evaluasi Lotion Ekstrak Alpukat (Persea americana) Sebagai Pelembab Kulit. J. Islamic Pharm. 6(1):14-21.
Minerva, P. 2019. Penggunaan Tabir Surya Bagi Kesehatan Kulit. JPK.
11(1):95- 101.
Nafisa, S. dan Fahleni. Salsabilla, N. 2021. Formulation And Antioxidant Activity Test Of Cocoa (Theobroma Cacao L.) Pod Husk Extract Emulgel. Jurnal Ilmiah Farmako Bahari. 12(2):117-121.
Subchan, P., Putri, R.S., Muna, N.I., Hutapea. C.M., Cahyani, E. dan Hidayah.
N. 2022. Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Menghambat Peningkatan Ekspresi Gen MMP-1 Pada KUlit Tikus Wistar Yang Terpapar Sinar Ultraviolet B. J. Midwifery Health Sci. Sultan Agung. 1(2):13-21.
Zulkarnain, A.K., Susanti, M dan Lathifa, A.N. 2013. Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W dan W/O Ekstrak Buah Mahkota Dewa Sebagai Tabir Surya Dan Uji Iritasi Primer Pada Kelinci. Trad. Med. J. 18(3):141-150.
Penulis : Dinda Rizka Manurung