DAMPAK NEGATIF DAN POSTIF DIBUKANYA JALAN TOL UNTUK KOTA TEBING TINGGI
Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Jalan tol termasuk dalam sistem jaringan jalan primer yang merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah secara terpadu.
Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi atau Jalan Tol MKTT adalah jalan tol yang menghubungkan kota Medan, Tebing Tinggi, dan Bandara Internasional Kualanamu. Jalan tol ini memiliki panjang 61,80 kilometer dan merupakan bagian dari Jalan Tol Belmera. Jalan Tol MKTT memiliki dua lajur pada tahap awal dan tiga lajur pada tahap akhir.
Kecepatan rencana jalan tol ini adalah 100 kilometer per jam. Pembangunan Jalan Tol MKTT terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, yang menghubungkan Medan-Perbarakan-Kualanamu, sepanjang 17,80 kilometer, diresmikan pada tanggal 13 Oktober 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Tahap kedua, yang menghubungkan Perbarakan-Tebing Tinggi, sepanjang 44 kilometer, diresmikan pada tanggal 25 September 2023 oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.
Pembukaan Jalan Tol MKTT telah memberikan dampak positif bagi masyarakat Tebing Tinggi, khususnya dalam hal peningkatan aksesibilitas dan efisiensi waktu tempuh. Sebelumnya, perjalanan dari Medan ke Tebing Tinggi membutuhkan waktu sekitar dua jam melalui jalur non-tol. Namun, dengan adanya jalan tol, perjalanan tersebut dapat ditempuh dalam waktu sekitar satu jam.
Selain itu, pembukaan Jalan Tol MKTT juga telah meningkatkan daya tarik investasi di Tebing Tinggi. Hal ini dikarenakan jalan tol tersebut dapat mempermudah akses para investor ke Tebing Tinggi namun, di balik dampak positif tersebut, dibukanya Jalan Tol MKTT juga menimbulkan beberapa dampak negatif, terutama bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tebing Tinggi.
Salah satu dampak negatif yang paling dirasakan oleh UMKM di Tebing Tinggi adalah penurunan omzet penjualan. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tebing Tinggi. Sebelum dibukanya jalan tol, wisatawan yang datang ke Tebing Tinggi umumnya menggunakan jalur darat biasa. Namun, setelah dibukanya jalan tol, wisatawan yang datang ke Tebing Tinggi lebih memilih menggunakan jalur tol karena waktu tempuhnya yang lebih cepat.
Parahnya seperti sat ini setelah kembali pihak Jalan Tol Tebing Tinggi-Indrapura-Kuala Tanjung dan Lima Puluh Kabupaten Batubara semangkin menambah dampak negatif bagi sektor usaha UMKM yang ada di Kota Tebing Tinggi, kunjungan wisatawan menuju Tebing Tinggi menjelang Natal dan Tahun Bari 2024 ini sudah dipastikan akan menurun hingga 30 %, karena wisatawan atau pengunjung yang datang dari Kota Medan menuju Kisaran, akan memasuki jalan Tol Tebing Tinggi Indarapura dan Lima Puluh, tetapi untuk tujuan Kota Parapat, Wisatawan masih memasuki pintu keluar Tol Tebing Tinggi, ini yang akan menjadi penolong untul UMKM Kota Tebing Tinggi.
Pendapatan UMKM di Kota Tebing Tinggi yang terdampak pembangunan jalan tol mengalami penurunan rata-rata sebesar 30%. Penurunan pendapatan tersebut disebabkan oleh berkurangnya jumlah pembeli, baik dari masyarakat lokal maupun dari luar kota. Penurunan omzet penjualan ini dirasakan oleh berbagai jenis UMKM di Tebing Tinggi, mulai dari UMKM kuliner, oleh-oleh, hingga kerajinan tangan. Salah satu contohnya adalah UMKM kuliner Roti Kacang dan Lemang khas Tebing Tinggi, Sebelum dibukanya jalan tol, UMKM ini mampu menjual hingga 100 kilogram Lemang per hari. Namun, setelah dibukanya jalan tol, omzet penjualannya menurun hingga 50 %.
Selain penurunan omzet penjualan, dampak negatif lainnya yang dirasakan oleh UMKM di Tebing Tinggi adalah berkurangnya tenaga kerja. Hal ini disebabkan oleh para pelaku usaha yang mengurangi jumlah tenaga kerja untuk mengurangi biaya produksi. Salah satu contohnya adalah UMKM keripik pisang di Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi. Sebelum dibukanya jalan tol, UMKM ini memiliki 10 orang karyawan. Namun, setelah dibukanya jalan tol, jumlah karyawannya berkurang menjadi 5 orang.
Selain itu, dibukanya jalan tol juga berdampak pada meningkatnya persaingan antara UMKM di Tebing Tinggi dengan UMKM di Medan. Hal ini dikarenakan wisatawan dan pebisnis yang datang dari Medan melalui jalan tol, lebih memilih untuk berbelanja di Medan, yang memiliki pilihan barang dan jasa yang lebih beragam.
Dampak negatif dibukanya jalan tol untuk Tebing Tinggi juga dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar jalan tol. Salah satu dampak negatifnya adalah meningkatnya polusi udara. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol. Selain itu, juga meningkatnya kebisingan akibat suara kendaraan yang melintas. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Tebing Tinggi, tingkat polusi udara di Kota Tebing Tinggi meningkat sebesar 10 % setelah dibukanya jalan tol. Peningkatan polusi udara tersebut tentunya akan berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat.
Selain menurunnya pendapatan UMKM, pembangunan jalan tol juga berdampak pada meningkatnya harga tanah dan sewa rumah di sekitar jalan tol. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan tanah dan rumah di kawasan tersebut. Menurut data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tebing Tinggi, harga tanah di sekitar jalan tol mengalami kenaikan rata-rata sebesar 30 %. Kenaikan harga tanah tersebut tentunya akan memberatkan masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Bahkan untuk tingkat hunian rumah bagi masyarakat, seperti saat ini usaha propeti di Kota Tebing Tinggi mengalami peningkatan, karena warga pendatang dari Medan dan sekitarnya, banyak pindah ke Kota Tebing Tinggi.
Dampak negatif dibukanya jalan tol bagi UMKM di Tebing Tinggi ini tentunya perlu menjadi perhatian pemerintah daerah. Pemerintah daerah perlu melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir dampak negatif tersebut, misalnya dengan memberikan bantuan modal dan pelatihan kepada UMKM, serta meningkatkan promosi pariwisata Tebing Tinggi. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meminimalisir dampak negatif dibukanya jalan tol bagi UMKM di Tebing Tinggi yaitu Pemerintah perlu memberikan bantuan kepada UMKM di Tebing Tinggi untuk meningkatkan daya saingnya. Bantuan tersebut dapat berupa pelatihan, pendampingan, dan akses ke pasar yang lebih luas selain itu, pemerintah perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak negatif dibukanya jalan tol dan cara-cara untuk menguranginya. Sosialisasi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi, radio, dan media sosial.
UMKM di Tebing Tinggi perlu melakukan inovasi untuk meningkatkan daya saingnya. Inovasi tersebut dapat berupa pengembangan produk baru, peningkatan kualitas produk, dan perluasan pasar. Masyarakat di sekitar jalan tol perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Masyarakat dapat melakukan hal-hal sederhana, seperti mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan membuang sampah pada tempatnya.
Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan dampak negatif pembangunan jalan tol dapat diminimalkan dan manfaat pembangunan jalan tol dapat dirasakan oleh masyarakat secara maksimal.
Pemerintah Kota Tebing Tinggi menghadapi permasalahan tersebut harus kejar tayang, di bawah kepemimpinan Pj Wali Kota Tebing Tinggi Drs Syarmadani harus mempercepat kinerja untuk capain menghadapi dibukanya Jalan Tol Tebing Tinggi Indrapura-Kuala Tanjung-Limapuluh, sektor pendidikan dan jasa di bidang pelayanan peningkatan kesehatan terus dikejar melalui kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pelayanan multiplayers, diambil di sektor pelayanan bidang kesehatan dimana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi akan menjadi rujukan rumah sakit di wilayah sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun, Kabupaten Serang Bedagai, Kabupaten Batubara dan Kabupaten Asahan serta Kabupaten Kota lainnya, sektor ini akan mendatangkan tingkat kunjungan ke Kota Tebing Tinggi dan meningkatnya hunian penginapan hotel.
Saat ini perlengkapan dan kebutuhan slay medis perlu dilengkapkan di RSUD dr Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi, sebentar lagi untuk pengobatan sakit jantung bisa dilakukan di Kota Tebing Tinggi dan rekam medis lainnya. Bahkan RSUD dr Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi sudah melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Pringadi Medan dalam rangka rujukan pasien ke rumah sakit yang ada di Tebing Tinggi.
Sedangkan di sektor pendidikan, Pemerintah Kota Tebing Tinggi juga sudah menjalin kerjasama dengan pihak Universitas Medan (UNIMED) dan Universitas Negeri Islam Sumatera Utara (UINSU) yang nantinya akan ada prodi Keperawatan dan Prodi Kebidanan yang akan di buka di UINSU Kota Tebing Tinggi, sektor ini nantinya akan menambah peningkatan perekonomian Kota Tebing Tinggi dengan meningkatnya hunian kost-kostan, karena anak-anak mahasiwa tidak harus jauh mengekos di Kota Medan karena di Tebing Tinggi juga ada.
Oleh :
Sopian, S.Sos.