Potensi Industri Kuliner di Kota Tebing Tinggi
(Tema: Menggali dan Mengembangkan Potensi Kota Tebing Tinggi di Sektor Industri Kreatif UMKM)
Seperti yang kita ketahui, sektor industri memegang peranan penting dalam memajukan perekonomian negara. Dipandang melalui lingkup yang lebih kecil, industri dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas sehingga dapat mengurangi pengangguran disekitar kawasan industri, adanya pemanfaatan akses dan jalan disekitar kawasan industri oleh masyarakat, serta yang terpenting adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan industri melalui peningkatan pendapatan masyrakat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), industri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan pekerjaan perakitan (assembling). Secara umum, industri dapat didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang sama atau bersifat subtitusi. (Saka Putra, 2017)
Seiring perubahan dan perkembangan dalam dunia industri, munculah gagasan bahwa industri tak hanya mampu menaikkan ekonomi semata saja, namun dapat membangun citra nasional dan budaya bangsa yang disebut dengan industri kreatif. Dimana menurut Departemen Perdagangan RI (2009), industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan keterampilan, kreativitas, dan bakat yang dimiliki individu dalam menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan. Industri ini akan berfokos untuk memberdayakan daya cipta dan daya kreasi suatu individu.
Dengan adanya industri kreatif, diharapkan dapat menghasilkan produk atau jasa yang bernilai ekonomi tanpa mengeksploitasi sumber daya alam di sekitar kita, namun lebih mengutamakan daya inovatif dan daya cipta.
Faktor-Faktor yang melatarbelakangi industri kreatif ini berkembang pesat. Apa saja hal-hal tersebut. Berikut ulasannya:
- Kreativitas Anak Muda
Di balik industri kreatif pastinya ada pelaku yang memainkannya. Dan ternyata kebanyakan para pelaku industri kreatif ini adalah anak muda. Para pemuda memang orang paling banyak memiliki potensi daya kreatifitas. Sudah banyak contoh para pemuda yang memaksimalkan potensi kreatifitasnya untuk menghasilkan karya ekonomi yang menguntungkan.
- Kemajuan Teknologi
Para pemuda yang menghasilkan ekonomi kreatifmenguntungkan ini banyak hidup diabad 21. Seperti kita tahu bahwa diabad ke 21 ini dipenuhi beragamnya kecanggihan teknologi. Dan kecanggihan teknologi ini jelas menjadi pelengkap dan pendukung kreativitas para pemuda. Maka tak ayal, industri kreatif berbasis komputer dan internet kini banyak bermunculan menghiasi negeri ini.
- Mudahnya Akses Komunikasi
Dengan adanya komunikasi, maka dapat menampilkan karya di hadapan publik dengan cepat dan tepat sasaran
- Meningkatnya pengguna media social
Dengan pertumbuhan media sosia yang semakin tinggi, maka industri kreatif sangat terbantu. Dengan melihat tren pengguna media sosial yang meningkat dan addictif, maka para pelaku industri kreatif akan berkembang.
- Sisi Kehidupan
Seseorang Kreatifitas muncul dari sebuah kehidupan yang kurang baik. Hal ini membuat seseorang dipaksa untuk berfikir dan mengeluarkan daya upaya untuk keluar dari kehidupan tersebut. Di saat seseorang dipaksa berfikir keras, maka akan muncul berbagai kreatifitas. (Ria & Moh. Benny, 2017)
Kemenparekraf mencatat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara inisiator untuk mendorong kebangkitan sektor ekonomi kreatif dunia, dimana Kemenparekraf juga membagi subsektor ekonomi kreatif ke dalam dua bagian utama, yaitu subsektor unggulan dan subsektor prioritas. Contoh subsektor unggulan yaitu kuliner, fashion, dan kriya. Sementara itu subsektor prioritas mencakup subsektor subsektor musik, subsektor aplikasi dan pengembangan permainan, film, animasi dan video.
Industri kreatif merupakan hasil dari ekonomi kreatif menggabungkan nilai-nilai budaya, seni, dan warisan lokal dalam menciptakan produk dan layanan. Hal ini mencerminkan kekayaan budaya suatu daerah atau masyarakat dalam produk yang dihasilkan.
Tentunya hal ini sangatlah menarik untuk dibahas karena dengan adanya industri kreatif dapat mendongkrak UMKM daerah.
UMKM adalah implikasi dari pembagian atau kriteria usaha dalam konteks di Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat kriteria tersebut akan memberikan dampak pada penentuan kebijakan usaha yang terkait. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Peran masyarakat dalam pembangunan nasional, utama dalam pembangunan ekonomi adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Posisi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut sangat memungkinkan karena eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia, dengan alasan jumlah industri yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi; potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja, dan kontribusi UMKM dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sangat dominan. (Syaakir, 2017)
Ada beberapa jenis UMKM yang harus kita ketahui sebelum membahas lebih jauh mengenai industri kreatif UMKM, yaitu :
- Usaha mikro, yaitu badan usaha yang dimiliki perseorangan atau badan usaha dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh undang-undang. Contoh : warung, usaha makanan rumahan, gerobak bakso keliling dan sebagainya.
- Usaha kecil, yaitu usaha yang berdiri sendiri dan bukan merupakan cabang perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan besar. Dengan kekayaan bersih pertahun pada rentang Rp. 50 .000.000-Rp 500.000.000 Contoh : usaha ketering, laundry, bengkel dan sebagainya.
- Usaha menengah, yaitu usaha yang berdiri sendiri yang dilakukan perorangan atau badan usaha yang tidak dimiliki perusahaan besar dengan pengelolaan uang terpisah dan memiliki pendapatan bersih diatas Rp. 500.000.000 pertahun. Contoh : restauran, minimarket dan lain sebagainya.
Berdasarkan data yang dibagikan Kemenparekraf (2022), dari banyaknya subsektor industri kreatif yang ada di Indonesia, setidaknya ada 3 subsektor yang bertumbuh dengan pesat dan memimpin dalam perkembangan ekonomi kreatif bangsa, di antaranya :
- Kuliner sekitar 41%.
- Fashion sekitar 17%.
- Kriya sebanyak 14,9%.
Berdasarkan data diatas, kota Tebing Tinggi memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan perekonomiannya melalui sektor kulinernya. Dikutip dari Kompasiana, Kota Tebing Tinggi sendiri sudah sangat terkenal akan makanan khasnya, antara lain :
- Lemang batok
Lemang Batok adalah masakan yang terbuat dari ketan yang dimasak dengan batang bambu, setelah sebelumnya digulung dengan daun pisang. Gulungan daun bambu diisi dengan tepung beras yang dicampur santan, lalu dimasukkan ke dalam batang bambu lalu dibakar dengan api besar hingga matang. Selain harganya yang murah berkisar antara Rp. 20.000-Rp30.0000, lemang juga memiliki cita rasa yang lezat dan kaya rasa. Lemang paling enak disantap dengan campuran selai srikaya atau topping lainnya.
- Roti kacang
Sejak sekitar tahun 2005, muncul masakan baru di Tebing Tinggi, yaitu Roti Kacang (dikota lain disebut Bakpia). Roti kacang yang terkenal adalah roti kacang merek Rajawali, Beo dan Garuda. Roti kacang banyak dijual di Pos Pajak Mini (Pasar) Tebing Tinggi. Selain rasanya yang enak, harganya juga cukup terjangkau, hanya sekitar 40-60 ribu rupiah/kotak. Seperti halnya bakpia, roti kacang juga memiliki banyak varian rasa seperti kacang hijau, kacang merah, cokelat dan lain sebagainya.
- Halua
Halua merupakan makanan manis khas melayu namun banyak ditemukan di Tebing Tinggi dan sering disajikan pada saat upacara adat atau acara lainnya. Halua terbuat dari bahan nabati seperti wortel, paprika, buah-buahan, dan lainnya. Halua merupakan makanan yang dibuat dengan cara difermentasi dengan campuran gula dan bahan lainnya. Perpaduan manisnya gula pasir dan rasa bahan aslinya membuat halua cocok untuk dibagikan dan dijadikan oleh-oleh di tebing tinggi.
- Mie Sop / Miso
Mie Sop atau Miso merupakan salah satu makanan khas Tebing Tinggi. Hidangan ini terdiri dari berbagai pilihan mie seperti mie kuning, bihun atau mie instan yang dibalut dengan suwiran ayam, potongan telur lalu di atasnya diberi kuah.
Tantangan yang dihadapi oleh industri kreatif dan ekonomi kreatif adalah keberlanjutan dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian. Dimana masih terdapat berbagai permasalahan yang harus diselesaikan untuk mencapai industri kreatif UMKM yang berdikari dan menunjang perekonomian Kota Tebing Tinggi.
Berdasarkan data-data yang terjadi dilapangan, terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan industri UMKM di kota Tebing Tinggi, yaitu :
- Sumber Daya Manusia
Adanya keterbatasan sumber daya manusia dalam pengembangan usaha yang diakibatkan berbagai faktor, antara lain minimnya pendidikan formal akan pengetahuan usaha akibat dari usaha yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga dapat dikatakan bahwa usaha yang dijalani berdasarkan kemampuan belajar mandiri (otodidak).
- Perkembangan dunia teknologi informasi
Kurangnya pemahaman serta kemampuan untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi oleh pedagang-pedagang tradisional sehingga kalah saing dengan pedagang yang lebih besar.
- Ketersediaan modal
Pelaku UMKM terutama pengusaha mikro, mengalami kekurangan modal karena biasanya modal berasal dari pengusaha perseorangan itu sendiri. Sementara untuk mengajukan pinjaman kepada pihak perbankan, diperlukan laporan arus kas yang tidak dapat dipenuhi oleh para pengusaha UMKM ini.
- Strategi Pemasaran
Faktor permasalahan yang penting selanjutnya adalah strategi pemasaran produk UMKM yang belum maksimal. Informasi mengenai makanan khas Tebing Tinggi biasanya hanya didengar dari mulut ke mulut dan belum tersebar secara luas di luar kota Tebing Tinggi sendiri.
Dari permasalahan-permasalahan diatas, tentunya dibutuhkan pemecahan masalah dengan cara yang efektif dan efisien, yaitu :
- Adanya peningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlibat langsung baik dalam internal(pelaku usaha) dan eksternal(stakeholder) UMKM. Selain bentuk pelatihan dan kegiatan penelitian yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk menunjang kredit pelaku usaha UMKM, juga diperlukan pendidikan yang berbasis peningkatan dan kemampuan yang diberikan oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk memberdayakan pelaku usaha UMKM di daerahnya untuk mencapai keadilan sosial.
- Adanya pemanfaatan IT( Information technology) secara maksimal oleh pelaku usaha UMKM agar usaha mereka dapat mencapai level global dan adanya kemudahan dalam mempromosikan dan mendapatkan informasi terkait pemberdayaan usaha mereka. Hal ini dapat diwujudkan dengan pengadaan sosialisasi bertahap dan terstruktur kepada pelaku UMKM agar sistem yang dahulunya tradisional bisa bergeser menjadi lebih ke modern mengikuti perkembangan zaman. Dan setelahnya agar dilakukan pemantauan berkala agar mengetahui apakah sosialisasi yang dilakukan sudah efektif atau belum sehingga dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh.
- Telah ada beberapa solusi untuk permasalahan modal ini, dimana industri jasa keuangan memegang peran besar dalam penyaluran pembiayaan/kredit yang berorientasi kepada pengembangan UMKM. Pemerintah juga mendorong penyaluran kredit kepada UMKM melalui berbagai skema kredit yang dikaitkan dengan tugas dan pembangunan ekonomi pada sektor-sektor tertentu. Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah Kredit Usaha Rakyat(KUR) dengan skema kredit/pembiayaan modal kerja atau investasi yang diperuntukkan kepada UMKM dan Koperasi di bidang usaha yang produktif. Salah satunya yang disediakan oleh BRI pada Maret 2023 bahwa KUR sudah dibuka untuk masyrakat umum untuk mendapatkan modal usaha dengan bunga rendah. Hal ini bisa menjadi solusi atas kekurangan modal usaha yang dialami UMKM Kota Tebing Tinggi.
- Selain peran pemerintah dan perbankan, diperlukan pula perluasan jaringan pemasaran bagi UMKM dalam rangka menguasai pasar. Hal ini sangat penting dalam menghadapi mekanisme pasar yang semakin terbuka dan kompetitif. Pencapaian tujuan tersebut sangat bergantung kepada UMKM dalam mengakses dan mendapatkan informasi dengan mudah mengenai pasar barang/jasa dan pasar faktor produksi.
Adapun strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada UMKM kota Tebing Tinggi adalah :
- Direct Selling, yakni strategi pemasaran di mana penjual akan menjual produknya secara langsung kepada konsumen.
- Earned Media, yakni membangun hubungan dan kepercayan dengan masyarakat, sehingga terbangun brand image yang baik melalui media social.
- Point of purchase, yakni strategi marketing dengan cara menempatkan material marketing atau iklan di dekat produk yang ditawarkan. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara membuat display dengan desain khusus yang menarik dan menempatkannya pada tempat yang strategis, seperti dekat pintu masuk dan keluar.
- Internet marketing. Produk strategi ini mudah dan cepat. Selain itu media social yang menjadi pilihan juga banyak, seperti instagram, WA, facebook, website, email marketing dan banyak lagi lainnya. Strategi pemasaran ini akan berjalan dengan lancar jika kita dapat membuat konten yang menarik pembeli apalagi jika kita dapat membuat brand tersendiri dalam media social, maka kita akan dikenal bukan hanya produk kita.
Dari berbagai permasalahan diatas, telah tergambar dengan jelas bahwa solusi-solusi yang ditawarkan sudah sangat memadai. Hanya saja, sosialiasi yang diberikan kepada masyarakat kurang merata dan meluas sehingga masih terjadi ketimpangan antara pengusaha UMKM yang masih menganut sistem tradisional dengan pesaing-pesaing dalam kancah nasional dan global. Pemberian sosialisasi secara berkala dapat menjadi usulan yang mampu memperbaiki dan menggeser sistem tradisional menjadi lebih modern. Tentu saja dengan menyesuaikan hal-hal apa saja yang dapat disosialisasikan kepada pelaku UMKM agar dapat mendongkrak usaha mereka menjadi lebih berkembang dan mengikuti perkembangan zaman. Dengan adanya peralihan dari sistem tradisional menjadi modern nantinya dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian daerah dan nasional. Tentu tanpa melupakan ciri khas kedaerahan yang diangkat melalui industri kreatif UMKM.
Daftar Pustaka
Putra, S. (2017). Analisis Industri Pangan Sub Sektor Industri Makanan Ringan Kue Bangkit dan Bolu (Dengan menggunakan Structure Conduct Performance/SCP). JOM Fekon. Vol.4 (1) : 560
Ria & Moh.Benny. (2017). Activation of Creative Sub-Economic Sector In Bandung City. Jurnal AdBispreneur. Vol.2 (3) : 202-203
Soyfan, S. (2017). Peran UMKM (Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah) dalam Perekonomian Indonesia. Bilancia Vol.11 (1) : 33-35
Penulis : Dwi Ismawati