Home - Pemerintah Kota Tebing Tinggi

Selamat Datang

di Website Resmi Pemerintah Kota Tebing Tinggi

Perilaku Hidup Sehat dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Butuh SDM Respon.

KOMITMEN : Dalam upaya meningkatkan perilaku hidup sehat dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama di kota Tebingtinggi sangat erat kaitanya dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM ) kesehatan yang benar-benar peduli berbagai masalah tentang kualitas pelayanan kesehatan dan perilaku hidup sehat.

Sumberdaya manusia (SDM) kesehatan mulai dari jenjang perawat, bidan maupun tenaga dokter dituntut mampu memberikan rasa kepedulian atau respon yang tinggi kepada semua pasien dengan tidak memandang latar belakang, apakah dari golongan masyarakat mampu atau dari golongan masyarakat prasejarahtera, seperti yang sering dan santer terdengar jika masyarakat dari golongan pra sejahtera datang membutuhkan pelayanan kesehatan, mereka tidak menemukan apa yang disebutkan kualitas pelayanan yang baik, meski mereka sudah dibekali surat keterangan dari pemerintah yang artinya segala beban biaya walaupun tidak sepenuhnya ditanggulangi pemerintah.

Bentuk respon dan kepedulian tinggi dari para pelaku pelayanan kesehatan itulah, sangat erat kaitannya dengan komitmen dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia kesehatan itu sendiri yang dituntut memiliki rasa kepedulian cukup.

Berbagai fasilitas kesehatan dibangun dan disiapkan sebaik mungkin, kalau kualitas sumber daya manusia kesehatan tetap rendah tidak membuahkan hasil yang berarti, adapun perbaikan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat terkait erat dengan cepatnya respon pelayanan terhadap pasien.

Berkaitan penyuluhan kesehatan peningkatan kualitas sumber daya manusia  kesehatan di Kota Tebingtinggi, terutama peningkatan kualitas dokter untuk mengambil jenjang pendidikan spesialis pihak pemerintah daerah siap mendukung sepenuhnya, selain itu proses perencanaan pencanangan kesehatan sudah harus dilakukan sejak dini, terutama proses penyuluhan kesehatan yang bukan hanya dari lembaga kesehatan, tetapi juga yang tidak kalah penting dilakukan lembaga pendidikan sungguh suatu pernyataan yang patut pula disikapi.

PRIORITAS

Dukungan pemerintah ini dilakukan agar bagaimana program prioritas di Kota Tebingtinggi seperti pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan, menjadi prioritas yang harus segera dituntaskan melalui pendekatan yang tepat sasaran, meski diakui upaya untuk melakukan perbaikan tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, apalagi merubah kebiasaan masyarakat menuju konteks perilaku hidup sehat.

Konsep pelayanan kepada masyarakat harus berorientasi kepada kebutuhan dan kesukaan sebagai contoh, sesederhana sekalipun rumah sakit atau Puskesmas itu,  jika sumber daya manusianya baik,  pelayanannya juga baik pasti hasilnya menjadi baik, yang penting adalah menyiapkan manusianya.

Sehebat apapun Rumah Sakit Umum itu dibangun dan disediakan pemerintah, jika manusianya tidak disiapkan dan tidak berniat untuk merubah kualitas pelayanan ke arah lebih baik, rumah sakit umum itu akhirnya hanya menjadi monument saja.

Secanggih apapun manajemennya jika tidak ada tindak lanjut memperbaikinya ke arah lebih baik, maka hasilnya akan sia-sia, dan jika kita tidak berniat merubah untuk menjadi lebih baik sampai kapanpun kita tidak bisa keluar dari kesulitan yang dihadapi.

Seperti halnya salah satu di antara tugas pokok dan fungsi dimiliki Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi yakni melaksanakan otonomi daerah di bidang kesehatan, dengan merumuskan kebijaksanaan teknis bidang kesehatan pembinaan terhadap UPTD pemberian perijinan dan pelayanan umum, bertujuan ingin mewujudkan masyarakat Kota Tebingtinggi yang sehat.

Cita-cita ingin mewujudkan masyarakat Kota Tebingtinggi yang sehat ini, melalui misi mewujudkan profesionalisme tenaga kesehatan yang cukup dan memadai, juga upaya pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau.

Selain itu mewujudkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta penyehatan lingkungan yang efektif dan efisien, juga manajemen pembangunan kesehatan yang akuntabel.

Hal itu semua tentu tidak bisa terlepas dari berbagai masalah yang harus dihadapi misalnya perilaku kesehatan, maupun masalah pembiayaan, dan yang tidak bisa diabaikan adalah masalah sumber daya manusia tenaga kesehatan memadai harus benar-benar memiliki kepedulian rasa tanggung jawab yang tinggi.

Data Prevalensi Stanting di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022 sebesar 21,10% atau turun 4,7% dari 25,80% di Tahun 2021 Sedangkan prevalensi Stunting di Kota Tebingtinggi untuk Tahun 2022 sebesar 19,6% sedangkan Tahun 2021 sebesar 17,23%,  naik 2,3%,  ini memberi masukan kepada kita semua untuk mewaspadai Tahun 2023.

Kita harapkan agar prevalensi Stunting di Kota Tebing Tinggi menurun bisa mencapai 15% di Tahun 2003 ini dan mencapai angka ideal di Tahun 2024 yakni 14%.

Kota Tebingtinggi telah melaksanakan deteksi dini faktor risiko penyakit PTM (Penyakit Tidak Menular) di institusi, dan yang menderita Diabetes Miletus (DM) sebanyak 2.874 (84,2 persen) dari target 3.413 orang, untuk penderita Kanker Serviks sebanyak 2 Orang dan Kanker Payudara 18 orang. Adapun tujuan kegiatan ini, untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular diantaranya diabetes, kanker leher rahim dan payudara.

MASIH RENDAH :

Peran aktif masyarakat dalam merubah kebiasaan yang ada, untuk menuju perilaku hidup sehat dirasa masih rendah dan belum memiliki kesadaran dan penuh tanggung jawab terhadap kualitas perilaku hidup sehat di Kota Tebingtinggi.

Saat ini keberhasilan di Kota Tebingtinggi bukan merupakan kesadaran masyarakatnya, tetapi karena petugasnya, padahal Pemerintah Kota Tebingtinggi sudah mencanangkan Sabtu peduli lingkungan yang pelaksanaannya bagai kerakap tumbuh di batu Hidup Segan Mati Tak Mau artinya masih sedikit sekali jumlah masyarakat yang peduli kebersihan.

Sebagai contoh kecil jika dilakukan gotong royong kebersihan di lingkungan masing-masing banyak masyarakat yang enggan keluar rumah untuk melaksanakan gotong royong itu, bahkan ada pula dengan sengaja menggaji atau membayar honor kepada seseorang untuk ikut bergotong-royong, padahal yang diperlukan rasa kebersamaan dalam mewujudkan perilaku hidup bersih di Kota Tebingtinggi.

Salah seorang aktifis pengamat pemerhati pembangunan kesehatan juga merupakan dokter yang tergabung dalam misi kesehatan, Tim Kesehatan Jemaah Haji Indonesia, (TKJHI) Tahun 2023, yakni dr.Hj.Aida Simarmata yang bertugas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sri Padang Kota Tebingtinggi memaparkan, pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat dengan misi menggerak kan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

Disamping itu memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, juga meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.

Untuk  mencapai misi ini diperlukan upaya yang konsisten dan terus-menerus, khususnya melalui upaya preventif dan promotif, agar masyarakah berperilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri.

Perilaku masyarakat sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan, tanpa partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatannya secara mandiri, pembangunan kesehatan tidak akan tercapai secara optimal sebut dr.Hj.Aida Simarmata.

Apa itu Perilaku hidup bersih dan sehat ?

Semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.

Apapun gayanya hidup bersih dan sehat perilakunya seperti melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, memberikan ASI eksklusif,  menimbang Balita setiap bulan, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari menggunakan air bersih mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,  menggunakan jamban sehat, melakukan pengelolaan air minum dan makanan, tidak merokok melakukan pengelolaan limbah cair melakukan pemindahan sampah.

10 indikator keluarga sehat untuk mewujudkan Indonesia sehat yang pertama tidak merokok dalam rumah, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan buah dan sayur mayur setiap hari memberantas jentik di rumah seminggu sekali, menggunakan jamban sehat,  mencuci tangan dengan air sabun dan air bersih, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, menimbang bayi setiap bulan.

Ada tiga pilar yang perlu mendapat perhatian khusus seperti lingkungan sehat perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata.

Perilaku  proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan mencegah resiko terjadi penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.

Perilaku merupakan hal penting secara teoritis, perilaku memberi kontribusi yang cukup besar dalam mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Berkaitan hal itu pula harus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat melalui berbagai kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangun partisipasi masyarakat, melalui kegiatan penyuluhan, karena penyuluhan menurut dokter HJ Aida Simarmata merupakan pendidikan non formal  mempelajari bagaimana pola perilaku manusia terbentuk, bagaimana perilaku manusia dapat berubah atau diubah, hingga mau meninggalkan kebiasaan lama dan menggantinya dengan perilaku baru yang berakibat kualitas kehidupan orang itu menjadi lebih baik.

Sementara penyuluhan itu sendiri dapat diartikan penyebar luasan informasi, penerangan pendidikan non formal, perubahan perilaku, rekayasa sosial, pemasaran inovasi, perubahan sosial, pemberdayaan masyarakat,  penguatan komunitas.

Dalam kesinambungan pembangunan kesehatan, serta terjaminnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, juga komitmen nasional dan global dalam program kesehatan daerah serta tertatanya manajemen kesehatan sehingga partisipasi masyarakat untuk berperilaku sehat secara proaktif dan mandiri terwujud.

Tebingtinggi, 17 - 12 - 2023. Pengirim Tulisan,

                                           Efendi Lubis.

                                                 Wartawan Surat Kabar Harian ANALISA.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                            

DAFTAR PUSTAKA

 

Menkes   RI.  2008.   Keputusan   Menteri  Kesehatan  RI  Nomor :  129/MENKES/SK/II/2008

            tentang  Standar  Pelayanan  Minimal  Rumah  Sakit.

 

Menkes   RI.  2013.   Peraturan   Menteri   Kesehatan   RI   Nomor   12   Tahun   2013   tentang

            Jaminan Kesehatan.

 

BKKBN   Indonesia.   2023   Data   Survei   Status   Gizi  Indonesia  (SSGI)  2022

 

Oleh : Efendi Lubis Wartawan Analisa di Tebingtinggi.

Komentar
  • TERBARU
  • TERPOPULER
  • ACAK