Safari Gerakan Pembudayaan Kegemaran Membaca di Kota Tebing Tinggi
Walikota Tebing Tinggi Ir. H. Umar Zunaidi Hasibuan, MM. dalam sambutannya pada acara Safari Gerakan Pembudayaan Kegemaran Membaca di RM. Pondok Bagelen Kota Tebing Tinggi pada hari Kamis (15/03/2018) mengutip istilah Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo yang memilih kata Revolusi Mental bukan berarti identik dengan pertumpahan darah, tetapi merupakan pergerakan mengubah secara drastis dari sikap manusia Indonesia yang malas membaca menjadi gemar membaca. Acara ini turut dihadiri
oleh Anggota Komisi X DPR-RI dr.Sofyan Tan dan Direktur Deposit Bahan Pustaka Perustakaan Nasional Lucya Damayanthi serta Kadis. Perpus Provsu. Berlin Nainggolan.
Beliau turut menyampaikan agar semua elemen masyarakat di Inonesia ini bergerak bersama-sama untuk menjadikan bangsa Indonesia gemar membaca, seperti yang termaktub dalam thema kegiatan ini. Implementasi Revolusi mental melalui mobilisasi pengetahuan dalam rangka meningkatkan indeks literasi masyarakat seperti harapan Presiden. Dengan banyak membaca manusia akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan dan menjadikan manusia itu cerdas, dari ilmu kesehatanpun orang yang rajin membaca tersebut
kecenderungannya jauh dari kondisi pikun meskipun sudah berusia lanjut.
Sementara itu Pemerintah Kota Tebing Tinggi sendiri sudah mengeluarkan peraturan tentang wajib baca bagi anak-anak SD, dan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki Perpustakaan umum Kota Tebing Tinggi sudah mampu menjangkau sampai kepelosok kampung, dengan harapan warga Tebing Tinggi menjadi warga yang pintar dan cerdas. Seperti yang dilakukan anggota DPR-RI Sofyan Tan dari Komisi X yang sangat perhatian dengan daerahnya, Kota Tebing Tinggi. Sebagai contoh nyata yang dapat dilihat dari perhatian beliau adalah pemberian mobil perpustakaan digital keliling, bantuan buku, memilih Kota Tebing Tinggi sebagai tempat gerakan membaca, dan memilih Tebing Tinggi untuk kampanye. Semua ini beliau lakukan karena beliau tau kalau Kota Tebing Tinggi ingin lebih maju.
Pada acara yang sama Direktur Deposit Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional mengatakan berdasarkan nilai tingkat literasi, Indonesia masih di peringkat 60 dari 61 negara. Karena konten yang paling sering dibuka di handphone masih game, bukan membaca buku. Pembaca media sosial masih game yang tertinggi. "Yang baca buku masih 3%,"ujarnya. Menurutnya harus diakui mayoritas masyarakat belum menjadikan gemar membaca sebagai kebutuhan dan kegemaran hidup. Untuk itulah melalui promosi ini diharapkan dapat membangun kesadaran tersebut. "Khusus untuk Kota Tebing Tinggi, saya salut dari kegiatan ini yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi sampai berakhirnya acara ini tidak satupun dari ratusan peserta yang meninggalkan ruangan ini, ini merupakan yang terbaik selama safari gerakan pembudayaan kegemaran membaca", tambah beliau.
Diskominfo Tebing Tinggi